Deputi Gubernur BI Sebut Perekonomian Saat Ini Menghadapi Tantangan Berat

Sebarkan:
Deputi Gubernur BI, Juda Agung, bersama Wali Kota Sibolga, Jamaluddin Pohan, dan KPw BI Sibolga Yuliansyah Andrias, Jumat (20/10/2022). (foto:mm/jhonny simatupang)
SIBOLGA (MM) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung menyebutkan, saat ini, perekonomian menghadapi tantangan yang sangat berat. Secara global, pertumbuhan ekonomi melambat disertai dengan tekanan inflasi yang tinggi. 

"Hal ini antara lain karena berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan dan investasi, serta berlanjutnya gangguan rantai pasokan," kata Yuda, dalam sambutan sekaligus arahannya di acara pengukuhan Kepala Perwakilan (KPw) BI Sibolga, Jumat (28/10/2022).

Yuda pada prinsipnya mengakui, bahwa kondisi domestik Indonesia saat ini memang relatif lebih baik. Perekonomian domestik pada triwulan III diprakirakan terus membaik ditopang oleh peningkatan konsumsi swasta dan investasi non bangunan, tetap kuatnya ekspor, serta daya beli masyarakat yang masih terjaga di tengah kenaikan inflasi. Secara spasial, kinerja positif ekspor ditopang oleh seluruh wilayah, terutama Kalimantan dan Sumatera, yang tetap tumbuh kuat.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap dalam kisaran proyeksi BI, yaitu 4,5 - 5,3%," tukasnya. 

Tantangan BI Sibolga

Terkait pelantikan Yuliansyah Andrias sebagai KPw BI Sibolga, Yuda menyebutkan, bahwa tantangan utama yang dihadapi oleh BI Sibolga adalah inflasi daerah dari tiga kota yang menjadi sample indeks harga konsumen (IHK), yaitu Sibolga, Padangsidempuan, dan Gunungsitoli. 

Angkanya di sekitar 7–7,5%, dan utamanya disumbang oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tertransmisi ke biaya transportasi, serta beras dan ikan dencis.

"Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin memberikan lima pesan bagi Pak Yuliansah sebagai Kepala Perwakilan BI Sibolga yang baru," ucap Yuda. 

Pertama, Yuliansyah diharapkan mampu meneruskan dan meningkatkan kontribusi BI di daerah, terutama dalam rangka mendorong kinerja perkonomian melalui peran sebagai strategic advisor yang kredibel dan dapat diandalkan. Inisiatif-inisiatif strategis seperti pengembangan pariwisata agar dapat didukung seoptimal mungkin.

Kedua, Yuliansyah diharapkan ke depan terus meningkatkan kesuksesan GNPIP atau Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, sehingga pada paruh pertama 2023 nanti tidak hanya inflasi inti yang kembali ke sasaran 3 + 1%, tetapi juga IHK dapat berada di bawah 4%. Hal ini dapat dilakukan dengan penguatan koordinasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) maupun optimalisasi proyek Food Estate holtikultura di kabupaten Humbahas pada area seluas 4.000 ha.

Ketiga, BI Sibolga di bawah kepemimpinan Yuliansyah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan uang Rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar.

Keempat, Yuliansyah diharapkan agar terus bahu membahu bersama pemerintah daerah untuk mendorong digitalisasi daerah, baik itu 1) penambahan jumlah pengguna dan merchant QRIS; 2) edukasi dan fasilitasi penyaluran Bansos secara non tunai guna memastikan tercapainya prinsip 6T: tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat administrasi; 3) mengembangkan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah, yang berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD);

Kelima, Yuliansyah diharapkan agar terus memperkuat pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

"Kelima hal tadi perlu dimplementasikan melalui sinergi dan kolaborasi yang erat dengan berbagai instansi yang ada di Sibolga dan sekitarnya, sebagaimana yang saat ini telah terjalin dengan baik. Kami sungguh mengharapkan hal tersebut dapat tetap terjaga dan bahkan ditingkatkan menjadi jauh lebih baik dalam masa kepemimpinan Pak Yuliansah," pungkas Yuda.Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung menyebutkan, saat ini, perekonomian menghadapi tantangan yang sangat berat. Secara global, pertumbuhan ekonomi melambat disertai dengan tekanan inflasi yang tinggi. 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com