Kurban Dalam Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian

Sebarkan:
Penulis : Sunarji Harahap, M.M.
MOMENTUM ibadah Kurban harus dijadikan ikhtiar untuk meningkatkan pertumbuhan aksi filantropi dan juga ekonomi syariah. Dengan Berkurban dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ibadah Qurban ini merupakan sarana membangkitkan solidaritas sosial. Sisi lain, kurban juga berpotensi mendorong laju perekonomian. Sebagaimana zakat, infak, sedekah, dan wakaf, kurban juga memiliki kekuatan pendongkrak ekonomi. Tentu saja, hal ini hanya akan terjadi ketika kurban dikelola secara benar. Sayangnya, hingga saat ini belum ada lembaga nasional yang secara khusus menangani kurban. Diperlukan koordinasi antarlembaga dalam melaksanakan kurban.

Daging yang dibagikan kepada dhuafa merupakan simbol kepedulian, kekerabatan, dan kesetiakawanan sosial. Karena itu, kurban menjadi media sosio kultural mewujudkan keseimbangan keagamaan dan  kemanusiaan. Esensi prosesi ritual kurban ialah afirmasi ketakwaan, kejernihan pikiran, keteguhan iman, dan kesalehan sosial (QS Al-Hajj 22: 37). Demikian, berkurban dan membagikan dagingnya untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan bukan untuk riya dan pencitraan.

Lebih luasnya sebagai gerakan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan. Dengan berkurban banyak masyarakat miskin dipelosok bisa menikmati daging. Permintaan hewannya memacu para peternak lokal untuk menaikan jumlah produksi. Sehingga mereka dapat menjual ternaknya dengan harga layak. Sekitar 20% dari harga biasa. Siklus ekonomi ini berkesinambungan. Harapannya akan mampu membangkitkan ekonomi rakyat. Kelompok ekonomi kaya memberikan kontribusi tidak hanya dengan zakat, infak, wakaf, dan sedekah, tetapi juga dengan berkurban. Terjadi perputaran uang.

Ketika krisis ekonomi masih berlangsung, pertumbuhan ekonomi di Indonesia di topang oleh angka konsumsi. Perusahaan-perusahaan besar yang mengandalkan sumber daya impor jatuh terkapar, unit usaha kecil yang tidak membutuhkan bahan mentah atau bahan baku impor dan permodalan mandiri tetap bertahan. Usaha memelihara ternak Qurban merupakan usaha rakyat yang kemungkinan kecil terkena imbas krisis ekonomi, memiliki pangsa pasar jelas, dan tidak membutuhkan bahan baku impor.

Satu hal lagi yang cukup penting yaitu distribusi hewan kurban. Bagi orang kota, memakan daging bukanlah suatu hal yang istimewa, paling tidak dapat makan daging 1x seminggu baik itu berbentuk bakso atau daging olahan lain. Sedangkan bagi masyarakat desa memakan daging hanya pada hari-hari istimewa misalnya pesta rakyat, hajatan, dan idul Adha. Bagi orang kota, memakan daging khususnya kambing kebanyakan dapat meningkatkan tekanan darah, karena input yang masuk melebihi output, sedangkan bagi orang desa memakan daging akan meningkatkan kadar gizi mereka. Karena itu sepatutnya ada lembaga yang mengatur kapasitas maksimal konsumsi daging kurban di perkotaan dan kelebihannya disalurkan ke pedesaan. Sehingga hakikatnya kurban dari warga desa oleh warga kota dan untuk seluruh warga.

Dengan spirit kurban, kalangan elit harus bersedia mengorbankan ego untuk tidak terus menerus memonopoli asset ekonomi-politik. Mereka harus bersedia berbagi dengan   pengusaha kecil menengah. Serta dengan orang yang minim akses ekonomi dan dan tidak memiliki aset.

Tanpa spirit pengorbanan sulit rasanya terjadi harmonisasi di tengah masyarakat. Jurang kesenjangan kaya-miskin makin melebar. Bila dibiarkan dapat menimbulkan dampak sosial baru yang lebih luas. Betul sabda Nabi SAW empat belas abad silam. Beliau bersabda, “Kemiskinan bukan ditentukan oleh tidak dimilikinya satu atau dua biji kurma. Tetapi ditentukan oleh ketidakmampuan mengelola sumber daya.”

"Sebagai negara yang sangat peduli kepada kemiskinan, Indonesia harus menjadi garda terdepan mengedepankan filantropi yang mana bagian juga dari ekonomi syariah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat tinggi jiwa masyarakatnya untuk berdonasi. Karena itu pihaknya menekankan butuhnya menjadikan ibadah qurban ini sebagai momentum menjaga eksistensi ekosistem Indonesia sebagai negara yang mampu meningkatkan filantropi atau meningkatkan aksi di bidang CSR. 

Kurban berpotensi berpotensi besar memperbaiki akses kelompok miskin pada pangan penting yang harganya mahal ini. Akses yang lebih merata akan menurunkan tingkat ketimpangan konsumsi daging, besarnya potensi kurban di satu sisi dan rendahnya konsumsi daging masyarakat, terdapat peluang besar untuk menurunkan ketimpangan konsumsi daging yang sangat tinggi antara kelas bawah dan kelas atas. Hal ini dapat terjadi ketika fokuskan pendistribusian daging kurban diarahkan pada kelompok masyarakat dengan konsumsi daging terendah.

“Pada 2022, setidaknya terdapat 74,2 juta orang mustahik yang merupakan kelompok dengan konsumsi daging terendah, karenanya paling berhak menerima daging kurban. Mustahik prioritas yang paling tepat menerima daging kurban tersebut terdiri dari 5,2 juta mustahik miskin ekstrem (dibawah 0,8 garis kemiskinan/GK), 11,4 juta mustahik miskin (0,8 – 1,0 GK), 16,5 juta mustahik hampir miskin (1,0-1,2 GK) dan 41,1 juta mustahik rentan miskin (1,2-1,6 GK). 

Kementerian Pertanian (Kementan) memproyeksi permintaan hewan kurban tahun 2023 naik sekitar 2% dibanding tahun sebelumnya. Secara umum, pasokan hewan kurban di Indonesia sejauh ini dalam kondisi cukup bahkan cenderung surplus.

Indonesia, berpenduduk mayoritas muslim, kurban menjadi salah satu momen kebahagiaan. Mengingat ibadah ini memiliki banyak  aspek kebermanfaatan. Betapa kesadaran tinggi untuk berkurban membuat perputaran ekonomi seputar peternakan, pertanian, transportasi, jasa potong ternak, dan penyaluran daging meningkat. Sektor riil ini bisa mendongkrak tingkat kesejahteraan para pelaku ekonomi. Bagi pekurban dan penerima manfaat pun ada pemenuhan asupan gizi hewani. Sesuatu yang jarang dinikmati kelompok miskin.

Ibadah kurban merupakan salah satu upaya bagi seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Ibadah kurban mencerminkan akan syarat ibadah ruhiyah dan juga ibadah sosial dalam satu kesatuan yang kentara. “Ditinjau dalam sudut pandang ekonomi Islam, kurban menjadi salah satu sarana distribusi dimana konsep distribusi dimasukkan di dalamnya unsur keadilan dan pemerataan. Setiap tanggal 10 Dzulhijjah umat Islam memperingati Hari Raya Qurban. Dzulhijjah adalah di antara bulan-bulan yang memiliki keutamaan tersendiri.

Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat . Qurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah. Dalil Disyari’atkannya Qurban

Allah SWT telah mensyariatkan Qurban dengan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (Al-Kautsar: 1 — 3).  “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagai syiar Allah. Kamu banyak memperoleh kebaikan dari padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya.” (Al-Hajj: 36).

Dari Aisyah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari raya Kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari menyembelih hewan Kurban. Sesungguhnya hewan Kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah Kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) Kurban itu.” (HR Tirmidzi).

Ibadah kurban hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Bagi orang yang mampu melakukannya lalu ia meninggalkan hal itu, maka ia dihukumi makruh. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berkurban dengan dua kambing kibasy yang sama-sama berwarna putih kehitam-hitaman dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelih kurban tersebut, dan membacakan nama Allah serta bertakbir (waktu memotongnya).

Ibadah Kurban dilaksanakan pada hari yang sangat spesial. Kurban adalah suatu ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT, yang dilaksanakan mulai tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah. Secara spiritual, semangat berkurban mencerminkan ketundukan dan keridhoan terhadap segala ketentuan-Nya. Diharapkan, dampak dari ibadah qurban ini akan melahirkan pribadi yang memiliki komitmen dan semangat untuk mengorbankan segala yang dimiliki, demi tegaknya kalimat Allah di muka bumi. Kurban merupakan salah satu jalan untuk meraih predikat taqwa, dan merupakan bentuk dari rasa syukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan (QS 108 : 1-2).

Pelaksanaan ibadah kurban ini juga memiliki manfaat secara ekonomi. Pertama, dari sisi demand dan supply. Pada sisi permintaan, ibadah qurban ini menjamin adanya permintaan terhadap hewan qurban, baik kambing/domba maupun sapi/kerbau. Bahkan permintaan ini memiliki kecenderungan untuk meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk menunaikan ibadah ini. Kondisi permintaan yang seperti ini memberikan sinyal kepada kita untuk melakukan penataan dari sisi supply. Sisi penawaran ini harus bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat, terutama industri peternakan rakyat, yang notabene termasuk ke dalam kategori UMKM. Pertanyaannya sekarang, siapa yang lebih menikmati kenaikan penjualan domba dan sapi selama ini? Inilah tantangan besar bagi umat ini, bagaimana caranya agar penjualan domba dan sapi ini lebih banyak dinikmati oleh umat.

Kedua, dari sisi ketahanan ekonomi. Ibadah qurban ini bisa menjadi instrumen untuk menjaga keseimbangan perekonomian domestik dalam menghadapi tekanan krisis global. Tentu saja dengan catatan bahwa hewan qurban tersebut merupakan hasil produksi dalam negeri. Jika pasokan hewan qurban tersebut berasal dari impor, maka yang akan menikmati adalah perekonomian negara eksportir hewan qurban. Permintaan domestik yang tinggi, akan sangat menguntungkan negara mereka, seperti Australia yang menjadi eksportir sapi terbesar ke tanah air. Oleh karena itu, perlu dipikirkan secara lebih serius, bagaimana caranya meningkatkan produksi dalam negeri, sehingga pengadaan hewan qurban ini bisa dipenuhi oleh para peternak lokal.

Salah satunya adalah dengan membangun dan mengembangkan sentra industri peternakan rakyat. Beberapa upaya lembaga zakat, baik BAZNAS dan LAZ, untuk membangun sentra usaha ternak yang dikelola oleh kaum dhuafa, perlu didukung. Keberadaan sentra-sentra ini harus diperbanyak, dan kelompok masyarakat calon pequrban perlu didorong untuk membeli dari ternak usaha rakyat tersebut. Jika usaha membangun sentra peternakan rakyat ini mengalami kendala permodalan, maka perbankan syariah dapat ikut terlibat dalam pembiayaannya. Untuk itu, inovasi model bisnis yang menguntungkan semua pihak perlu diciptakan.

Ketiga, qurban dapat membantu memperkuat ketahanan pangan nasional, dimana kelompok dhuafa mendapatkan tambahan pasokan daging yang siap dikonsumsi. Dengan qurban, minimal mereka memiliki kesempatan untuk mengkonsumsi daging. Keempat, qurban dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Semangat berqurban akan melahirkan pribadi-pribadi yang produktif. Jika tidak produktif, maka seseorang tidak mungkin memiliki kemampuan untuk berqurban. Produktivitas individu dan masyarakat merupakan modal sosial yang sangat berharga dalam upaya membangun peradaban ekonomi syariah

Dengan pengelolaan yang baik atas rantai distribusi kebutuhan hewan kurban diharapkan akan mampu menjadi salah satu roda penggerak kegiatan ekonomi masyarakat. Yang pada akhirnya bersama-sama dengan instrumen ekonomi Islam yang lain akan membentuk kemandirian ekonomi umat Islam khususnya dan perekonomian negara pada umumnya. (*)

Penulis : Sunarji Harahap, M.M.

Dosen  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara/ Guru Best Teacher SMA Unggulan Al – Azhar Medan/Penulis Mendunia/Ketua Dewan Penasehat FOGIPSI Sumut / Pengamat Ekonomi Milenial.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com