Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas M Lumban Tobing, saat bincang-bincang di dalam gudang CAS , Jumat (7/10/2023). (foto:mm/jhonny simatupang) |
Gudang berkapasitas 4-6 ton yang menyedot dana sebesar Rp198 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sibolga 2023 itu berada di Komplek Halaman Pasar Nauli Sibolga.
Gudang tersebut didirikan untuk membantu menjaga kualitas buah dan sayur milik pedagang yang ada di Kota Sibolga, serta untuk menjaga pasokan sekaligus stabilitas harga dan inflasi daerah.
CAS sendiri merupakan alat penyimpan komoditi pertanian paling mutakhir dengan memadukan teknologi pendinginan, dan pengontrol kelembaban udara.
Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas M Lumban Tobing, mengungkapkan pengoperasian gudang CAS itu masih sebatas uji coba untuk melihat sejauh mana animo pedagang dalam memanfaatkannya, serta untuk melihat manfaatnya bagi penyimpanan buah dan sayur mayur pedagang yang diklaim bisa bertahan hingga 9 bulan.
"Selama uji coba tidak dibebankan biaya apapun kepada pedagang," ungkap Pantas dalam keterangannya di sela pengoperasian gudang CAS tersebut.
Pantas mengakui, beban biaya kepada para pedagang baru berlaku setelah gudang CAS benar-benar dioperasikan. Namun beban biaya tersebut dimanfaatkan bukan untuk pertambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tapi untuk mengganti biaya pemakaian listrik gudang oleh pedagang.
"Tarif untuk itu masih kita kaji berapa. Kalau hitungannya nanti sudah dapat, itu yang akan kita kenakan. Begitu juga dengan regulasinya akan kita buat dan notakan lewat peraturan walikota (Perwal). Artinya dalam hal ini, Kita tidak mengambil PAD dari sini, karena kita sifatnya membantu pedagang supaya komoditinya tidak cepat rusak," ucap Pantas.
Jika uji coba sekaligus operasional gudang CAS paska uji coba berhasil, terutama pedagang benar-benar memanfaatkan keberadaan gudang sebagai tempat penyimpanan buah dan sayur mayur, Pemkot Sibolga berencana untuk menambah kapasitas gudang hingga 25 ton lebih.
"Tambahannya kita buat di sebelah gudang CAS yang telah ada tersebut. Kalau semuanya rampung, tidak tertutup kemungkinan pengelolaannya ke depan akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)," terang Pantas.
Uji coba pengoperasian gudang bertehnologi CAS tersebut dilakukan oleh Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian (DKPP). Pengelolaannya selanjitnya akan diserahkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkot Sibolga.
Deputy Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sibolga, Jonataruli Sidabalok, yang turut serta dalam pengoperasian gudang CAS tersebut, mengapresiasi Pemkot Sibolga karena berhasil membangun gudang tempat penyimpanan buah dan sayur mayur di Kota Sibolga. Hal itu sesuai dengan harapan dan dorongan BI Sibolga kepada Pemkot Sibolga selama ini.
Namun, penggunaannya diharapkan dapat dioptimalkan nantinnya, karena keeradaannya dinilai sangat berguna untuk menjaga harga dan inflasi di Kota Sibolga.
"Salah satu mitigasi untuk mengendalikan harga adalah lewat ketersediaan barang. Supaya barang tetap ada, maka diperlukan gudang CAS. Pada saat harga tinggi, barang-barang di gudang CAS bisa dikeluarkan, sehingga harga tetap stabil," ungkap Jonataruli.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Penguatan Daya Saing Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian (DKPP) Sibolga, Julius Sihalolo, yang ditanya seputar gudang CAS tersebut, membenarkan bahwa gudang itu memiliki kapasitas muatan 4-6 ton atau tergantung jenis holtikultura yang dimuat ke dalam gudang CAS. "Untuk gudang CAS nya sendiri berkekuatan 8 PK," pangkas Julius. (jhonny simatupang)