![]() |
Dokes Polres Asahan ketika melakukan pemeriksaan kepada siswa SMA Negeri 2 Kisaran, di Kisaran, Rabu (3/9/2024). (foto: Dok Polres Asahan) |
Gejala mulai dirasakan setelah para siswa pulang ke rumah. Mereka mengeluhkan sakit perut, tubuh lemas, dan muntah-muntah.
Kepala SMA Negeri 2 Kisaran, Jainuddin Sinaga, belum dapat memastikan apakah gangguan kesehatan tersebut berkaitan langsung dengan konsumsi MBG.
Kendati begitu, hingga Rabu (3/9/2025), pihak sekolah mencatat sekitar 100 siswa tidak hadir karena sakit, sementara 25 lainnya meminta izin pulang lebih awal dengan keluhan serupa.
“Hari ini banyak laporan anak tidak masuk karena sakit. Tapi belum diketahui penyebabnya. Karena kalau dari MBG itu, anak-anak kita pulang gak ada masalah,” ujarnya.
Menu MBG yang disajikan pada hari tersebut terdiri dari nasi kuning, telur dadar, sambal teri, anggur, dan susu. Program MBG di sekolah itu diketahui berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Asahan.
Sementara itu, Kapolres Asahan AKBP Revi Nurvelani membantah bahwa penyebab gangguan kesehatan yang dialami para siswa tersebut berasal dari menu MBG.
Hasil penelitan dan pemeriksaan dokter dan kesehatan pihaknya, dari ribuan penerima, hanya satu yang sakit. "Penyebabnya bukan dari makanan kami. Dokes kami telah ke sana, dan sudah kami melakukan pengecekan dan wawancara. Dari ribuan penerima, cuma satu yang sakit," kata Kapolres kepada medanmerdeka.com.
Menurut Kapolres, makanan yang disalurkan ke sekolah-sekolah telah melalui prosedur security food setiap harinya. "Dan di tiap harinya, dinyatakan aman," tutup Kapolres.(ismanto panjaitan)