SINAR PEMBANGKIT EKONOMI PETANI BUAH NAGA

Sebarkan:
Salah satu pekerja di kebun buah naga di Desa Beras Tepu, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, Sumatera Utara, memperhatikan meteran listrik. Pantauan tersebut harus rutin dilakukan untuk memastikan agar aliran arus listrik tetap tersedia pada saat malam hari.(kadry boy tarigan)
WAJAH Bahagia Ginting salah satu petani buah naga tampak sumringah ketika melakukan panen kedua hasil pertanian buah naga di kebunnya,di Desa Berastepu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bagaimana tidak, sekitar 500 batang dari total 2.200 pohon naga akan dipanen pada Jumat, 22 Desember 2023. Diperkirakan hasil panen tidak kurang dari 2 ton. Hal ini tidak lepas dari perawatan dan perhatian petani yang khusus terhadap pertumbuhan pohon naga.

Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan buah naga adalah dari sektor listrik. Sebelum menjadi buah, pohon buah naga perlu terus diberi cahaya agar bunga terus tumbuh. Cahaya dari bola lampu akan merangsang pertumbuhan bunga yang nantinya akan berubah menjadi buah. 

Bahagia Ginting mengakui telah melakukan instalasi listrik sebanyak 2.200 bola lampu dengan menggunakan 5 meteran listrik. Setiap pohon buah naga mendapat jatah satu bola lampu. Pohon buah naga akan menghasilkan buah pada usia kurang lebih 1,5 tahun dari masa tanam. 

Namun pencahayaan akan dilakukan pada saat pohon sudah mengeluarkan bunga. Lampu akan dihidupkan mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB esok paginya. Selama 12 jam lampu tidak boleh ada yang mati, jika ada bola lampu yang mati harus segera diganti karena akan sangat berpengaruh pada pertumbungan bunga dari pohon buah naga.

Bahagia Ginting juga mengatakan dana yang sudah dipersiapkan untuk token listrik setiap bulannya sebanyak Rp 7.500.000 untuk lima meteran. Itu untuk memberi penerangan sebanyak 2.200 bola lampu. Pohon buah naga yang diberi penerangan akan melakukan panen sebanyak 4 kali selama setahun atau tiga bulan sekali. 

Namun jika tidak diberi penerangan lampu maka masa panen akan dilaksanakan hanya satu kali dalam setahun. Saat ini sektor pertanian modern dengan menggunakan sinar lampu listrik sudah banyak digunakan dan sangat membantu perekonomian petani buah naga di kawasan kaki gunung Sinabung. (kadri boy tarigan)

Pekerja mengisi token meteran listrik yang hampir habis dari aplikasi PLN Mobile di gubuk kebun buah naga di Desa Beras Tepu, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, Sumatera Utara. (kadri boy tarigan)

Bahagia Ginting (kiri) dan pekerja di kebunnya melakukan panen buah naga di bawah barisan bola lampu yang sudah diisntal. (kadri boy tarigan)
Pekerja mengantar buah naga yang sudah dipanen ke dalam gubuk yang kemudian akan disortir dan dijual kepada pembeli. (kadri boy tarigan)

Sebanyak 2.200 bola lampu menerangi dan memberi cahaya sinar untuk setiap batang pohon buah naga. Sinar tersebut akan membantu untuk merangsang pertumbungan bunga pohon buah naga. (kadri boy tarigan)

Salah satu pekerja mengganti bola lampu yang sudah putus dan mati. Petani harus memastikan setiap bola lampu harus hidup dan menerangi pohon buah naga. (kadri boy tarigan)
Pekerja memperlihatkan buah naga dengan kualitas baik di kebun buah naga di Desa Beras Tepu, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, Sumatera Utara. (kadri boy tarigan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com